Belanda Mengadakan Gencatan Senjata Dengan Kaum Padri Setelah Menandatangani Perjanjian - Pada tanggal 15 November 1825 kesepakatan antar kedua belah pihak itu resmi ditandatangani. Setelah pengumuman Plakat Panjang ini kemudian Belanda mulai menawarkan perdamaian kepada para pemimpin Padri.
Sepintas Tentang Perang Paderi 1821 1837 Penasantri
Karena kewalahan Belanda mengajak berunding.
Belanda mengadakan gencatan senjata dengan kaum padri setelah menandatangani perjanjian. Pasukan Padri dengan taktik perang gerilya berhasil mengacaukan pasukan Belanda. Gencatan senjata dengan kaum paderi baginya sangat menguntungkan karena dengan demikian sebagian dari pasukannya di daerah ini dapat dipergunakan. Oleh karena itu Belanda mengadakan perjanjian perdamaian dengan Kaum Paderi.
Belanda bersedia membantu kaum adat dengan imbalan sebagian wilayah Minangkabau. Plakat Panjang adalah pernyataan atau janji khidmat yang isinya tidak akan ada lagi peperangan antara Belanda dan kaum Padri. Setelah Perang Diponegoro selesai Belanda kembali menggempur kaum Paderi di bawah pimpinan Letnan Kolonel Ellout tahun 1831.
Dalam Perjanjian Masang Kaum Padri dan Belanda sepakat menghentikan perlawanan menyetujui periode gencatan senjata dan Kaum Padri setuju berdagang dengan Belanda. Karena itu akhirnya pada 15 November 1825 Belanda menandatangani perjanjian dengan Padri yang saat itu sudah dipimpin Tuanku Imam Bonjol. Akan tetapi pada masa damai ini Belanda justru memanfaatkan perdamaian tersebut untuk menguasai kembali beberapa wilayah yang sebelumnya telah berhasil dikuasai oleh kaum Padri.
Selama masa gencatan senjata tersebut Belanda berkonsentrasi menghadapi Perang Diponegoro yang berkecamuk di Pulau Jawa sejak 1825-1830. Perjanjian Masang hanya dapat bertahan kira-kira satu bulan lebih sedikit. Plakat Panjang adalah pernyataan atau janji khidmat yang isinya tidak akan ada lagi peperangan antara Belanda dan kaum Padri.
Namun keterlibatan Belanda ini justru memperumit keadaan sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan Belanda dan bergabung bersama Kaum Padri walaupun pada akhirnya peperangan ini dapat dimenangkan Belanda. Agresi Militer Belanda I terjadi akibat pengingkaran Perjanjian Linggarjati yang telah disepakati bersama Pemerintah Indonesia. Timbulnya perlawanan rakyat Bali menentang Belanda setelah Belanda berulang kali.
Mengapa belanda bersedia berunding dan menandatangani perjanjian masang dengan kaum paderi - 39538868. Dengan berakhirnya pertempuran di Sumatera Barat Belanda bebas mengirim pasukannya ke Jawa untuk melawan. Pemerintah Hindia Belanda kemudian mengutus residennya yang berada di Padang untuk membuat perjanjian gencatan senjata dengan kaum Padri.
Belanda melakukan gencatan senjata dengan kaum Padri di Sumatra Barat. Setelah beberapa saat melakukan gencatan senjata kedua belah pihak kemudian menandatangani Perjanjian Renville. Akibat kondisi ini Belanda mengadakan perjanjian dengan Kaum Padri.
Pada waktu itu kaum golongan ulama berada di bawah kepemimpinan Tuanku Imam Bonjol. Dengan siasatnya Belanda mengadakan Perjanjian dengan kaum Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol yang diadakan di Ujung Karang dan ditandatangani di Padang pada tanggal 15 November 1825. Kaum Padri pun menyetujui kesepakatan ini.
Sebagai upaya gencatan senjata pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan Plakat Panjang. Oleh karena itu pihak Belanda berusaha mengadakan gencatan senjata perjanjian Masang dan membuat perundingan dengan kaum Padri. Kaum Adat yang mulai terdesak meminta bantuan kepada Belanda pada tahun 1821.
Namun lagi-lagi perundingan tersebut diingkari sehingga meletuslah Agresi Militer Belanda 2. Perjanjian tersebut adalah Perjanjian Masang 1825 yang berisi masalah gencatan senjata di antara kedua belah pihak. Pasukan Padri dipimpin oleh Datuk Bandaro.
Oleh karena itu untuk kepentingan konsolidasi Belanda berusaha untuk mengadakan perjanjian gencatan senjata. Dengan siasatnya Belanda mengadakan Perjanjian dengan kaum Paderi yang dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol yang diadakan di Ujung Karang dan ditandatangani di Padang pada tanggal 15 November 1825. Perang Padri Gelombang Kedua 1830-1837 Tanda-tanda perang Padri gelombang kedua.
Mengadakan perjanjian damai untuk sementara menghimpun kekuatan. Gencatan senjata dengan kaum paderi baginya sangat menguntungkan karena dengan demikian sebagian dari pasukannya di daerah ini dapat dipergunakan. Setelah beliau wafat diganti oleh Tuanku Imam Bonjol.
Setelah pengumuman Plakat Panjang ini kemudian Belanda mulai menawarkan perdamaian kepada para pemimpin Padri. Setelah Perang Diponegoro berakhir Belanda kembali menyerang kaum Padri. Pengakuan Belanda atas beberapa daerah sebagai wilayah kaum Padri dan untuk sementara peperangan gelombang pertama berakhir.
Sebagai upaya gencatan senjata pemerintah kolonial Belanda mengeluarkan Plakat Panjang. Pada 26 Januari 1824 Belanda mengadakan kesepakatan dengan kaum Padri untuk melakukan gencatan senjata. Usaha ini berhasil sehingga pada tanggal 22 Januari 1824 perjanjian gencatan senjata di Masang ditanda-tangani oleh Belanda dan kaum Padri.
Pada tahun 1925 terjadi gencatan senjata.
Perang Padri 1 803 S 1 838 M Perpustakaan Tanah Impian
Perang Padri Wikipedia Bahasa Melayu Ensiklopedia Bebas
Kisah Panglima Pasukan Diponegoro Dalam Perang Padri Historia
Perang Padri Pengertian Latar Belakang Dampak Perlawanan
Perang Padri Perang Saudara Yang Berubah Melawan Belanda Halaman All Kompas Com
Perang Padri Sejarah Latar Belakang Strategi Yang Dilakukan Dan Akhir
Bagaimana Sejarah Perang Padri Sejarah Dictio Community
Perang Padri Perang Saudara Yang Berubah Melawan Belanda Halaman All Kompas Com
Sejarah Perang Padri Perlawanan Rakyat Melawan Belanda 2021 Poskata
Bagaimana Sejarah Perang Padri Sejarah Dictio Community
Padri War Wikipedia
Bagaimana Sejarah Perang Padri Sejarah Dictio Community
Al Kahfi Sejarah Perang Paderi
Perang Padri Wikipedia Bahasa Indonesia Ensiklopedia Bebas